ABSTRAKS
Indonesia sangat kaya akan kulinernya. Banyak berbagai macam masakan dan
minuman salah satunya es dawet. Banyak orang mengkonsumsi es yang terkenal
nikmat ini. Minuman ini dibuat dengan berbagai bahan, salah satunya
adalah cendol. Cendol dibuat dengan bahan dasar tepung beras.
Saat ini banyak limbah dari makanan kurang termanfaatkan, salah satunya
adalah duri dan kepala ikan. Penulis di sini mengambil contoh ikan lele.
Mayoritas masyarakat yang mengkonsumsi lele tidak mampu mengolah limbah dan
langsung membuangnya.
Belakangan ini banyak muncul minuman – minuman asing yang menyebabkan
banyak minuman lokal ditinggalkan, terutama generasi muda. Selain itu belum ada
banyak inovasi untuk minuman cendol sehingga kurang bisa menarik minat
konsumen.
Melihat tiga kondisi diatas Penulis mencoba berinovasi dengan “SARANG
NDOLLI ( Sajian Orang Cendol Lele Istimewa). Menggunakan limbah ikan lele yang
belum termanfaatkan dengan memasukkannya kedalam bahan minuman cendol. Dengan
Inovasi ini kami berharap dapat mengurangi barang yang kurang bisa
termanfaatkan sekaligus membuat variasi baru dari minuman es cendol yang dapat
memberikan daya tarik sehingga mampu bersaing dengan produk – produk minuman
asing.
Inovasi kreatif Sarang NDOLLI Penulis akan membuat minuman dawet lebih
bergizi dan semakin diminati oleh berbagai lingkungan masyarakat. Nama “NDOLLI”
yang mirip seperti tempat yang sangat terkenal akan membuat konsumen penasaran
dan tertarik untuk membeli produk ini. Dengan demikian usaha ini sangat
menjanjikan, ditambah lagi penggunaan limbah yang dapat menekan biaya produksi.
Kata Kunci :
Cendol, Lele.
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG
Indonesia sangat kaya akan kulinernya. Banyak berbagai
macam masakan dan minuman salah satunya es dawet. Menurut Dapur Aliza dalam
bukunya “25 Resep Kreasi Cendol Minuman Dingin Tradisional Paling Digemari” CENDOL
atau dawet adalah minuman asli Indonesia yang umumnya dibuat dari
tepung beras dan disajikan dengan larutan gula merah
dan santan. Banyak orang suka mengkonsumsi es yang terkenal nikmat ini.
Melihat begitu luas dan bebasnya dunia
kuliner, sah-sah saja jika cendol tampil agak berbeda. Bahkan, inovasi
selanjutnya dapat mengundang kegandrungan massa yang tiada tara. Cendol pun
kemudian dapat dijadikan bisnis. Mengapa demikian, karena Cendol sudah
mempunyai cukup banyak penggemar, mudah dibuat, dapat dikreasikan dengan
berbagai macam bahan, dan modal investasi yang digunakan tidak terlalu banyak.
Bahan utama dalam pembuatan cendol adalah tepung beras
atau biasa disebut tepung terigu. Tepung terigu mengandung banyak karbohidrat
namun sangat miskin protein. Kandungan karbohidrat pada tepung terigu kurang
lebih 75,41%, sedangkan kandungan protein di dalam tepung terigu hanya
sebesar 10,30%
Ikan lele adalah ikan air tawar yang mempunyai banyak
jenis salah satunya ada di Indonesia.
Banyak masyarat Indonesia menyukai ikan
lele. Ikan lele mengandung kadar air 78,5 gr, kalori 90 gr,
protein 18,7 gr, lemak 1,1 gr, Kalsium (Ca) 15 gr, Phosphor (P) 260gr, Zat besi
(Fe) 2gr, Natrium 150gr, Thiamin 0,10gr, Riboflavin 0,05gr, Niashin 2,0 gr per
100gram. Sehingga lele mengandung protein yang tinggi dan zat penguat tulang
(kalsium) yang baik untuk makanan anak balita. Selain itu lele juga mengandung
mineral lain yang penting pula untuk kesehatan tubuh (Djatmiko Hertami,1986)
Lele banyak dikonsumsi semua kalangan di Indonesia.
Lele dapat dikonsumsi langsung melalui proses goreng atau melaui proses olahan
menjadi produk baru. Namun tidak semua bagian dari lele dapat termanfaatkan.
Bagian kepala dan duri lele pada umumnya langsung dibuang. Ketika dibuang atau
dibiarkan begitu saja, maka limbah ikan juga dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, misalnya menimbulkan bau yang tidak sedap (http://seesterne.multiply.com)
Selain itu terdapat kandungan kalsium dan protein yang
tinggi pada tulang dan kepala ikan lele. Tetapi tidak sedikit juga yang tidak
menyukai ikan ini. Hal ini dikarenakan rasa amis yang terdapat pada lele.
Dengan melihat semua hal diatas penulis mencoba
berinovasi dengan menggabungkan minuman cendol dengan limbah kepala dan duri
ikan lele. Menambahkan tulang atau duri dan kepala lele kedalam cendol akan
menambah kandungan gizi dalam cendol yang semula miskin protein menjadi kaya
akan protein dan kalsium.
Inovasi baru ini kami beri nama SARANG NDOLLI (Sajian
Orang Cendol Lele Istimewa). Dengan produk baru ini diharapkan dapat menyerap
lebih banyak limbah dari lele yang kurang termanfaatkan, memberikan variasi dan
gizi tambahan bagi minuman cendol, dapat membuat orang yang sebelumnya kurang
menyukai ikan atau tidak bisa mengkonsumsi ikan akan menyukainya, serta dengan
modal yang sedikit akan menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di
atas, penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat cendol lele?
2. Bagaimana cara menghilangkan bau amis pada lele?
3. Bagaimana cara memperkenalkan SARANG NDOLLI kepada
semua lapisan masyarakat?
4. Bagaimana cara menjadikan SARANG NDOLLI sebagai
minuman khas yang digemari banyak orang?
TUJUAN
1. Menghasilkan produk olahan limbah lele menjadi minuman
2. Menghilangkan rasa ikan (amis) tanpa menghilangkan
kandungan gizinya
3. Membuat NDOLLI menjadi minuman yang digemari
4. Meningkatkan daya kreatifitas dan jiwa kewirausahaan
mahasiswa
5. Membuka peluang usaha baru di bidang kuliner
6. Meningkatkan penghasilan mahasiswa
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Es cendol atau dawet merupakan minuman tradisional khas Indonesia yang
memiliki banyak penggemar. Minuman ini banyak digemari karena selain rasanya
yang nikmat, harganya yang murah juga menjadi alasan menjadikan es cendol
sebagai penghilang dahaga. Dengan begitu berwirausaha dengan menjual es cendol
dapat menjadi bisnis yang menjanjikan.
Penambahan lele pada pembuatan cendol akan menciptakan satu varian baru
dari minuman asli Indonesia ini. Bagian dari lele yang penulis gunakan
adalah bagian yang biasanya menjadi limbah seperti tulang dan kepala lele.
Selain dapat mengurangi limbah dari lele, penggunaan limbah lele ini juga tidak
memberikan tambahan beban modal (gratis) karena penulis hanya mengambil limbah
dari restoran yang menyajikan lele atau tempat pengolahan lele lainnya yang
banyak menghasilkan limbah ini.
Hal tersebut menjadikan ide bisnis “SARANG NDOLLI (Sajian Orang Cendol Lele
Istimewa” dapat memberikan profit yang sangat menjanjikan.
A. GAMBARAN PRODUK
Es dawet merupakan minuman manis berbahan dasar tepung beras dan biasanya
disajikan dengan kuah santan dan gula kelapa. Melihat perkembangan kuliner dan
banyaknya limbah lele saat ini, kami berinisiatif untuk menambah varian sekaligus
dapat mengolah limbah lele yang kurang termanfaatkan, yaitu SARANG NDOLLI
(Sajian Orang Cendol Lele Istimewa)
Sesuai nama produk yang penulis usung, penulis akan mengkombinasikan antara
cendol dengan limbah iken lele untuk kemudian dijadikan minuman yang nikmat
rasanya.akan berjualan dengan gerobak saji dari aluminium. Penulis memberikan
harga pada produk ini sebesar Rp 3.000,00. Karena biasanya harga es
cendol memang murah. Selain itu variasi dari limbah lele yang dilakukan oleh
penulis tidak akan mempengaruhi pengeluaran yang dikeluarkan tiap bulan karena
limbah lele tersebut gratis.
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Sebelum masuk dalam tahap produksi terdapat beberapa
persiapan – persiapan yang harus dialkukan untuk menciptakan sistem produksi
yang efisien dan efektif serta mampu mempertahankan produk secara optimal.
Persiapan – persiapan tersebut antara lain:
A. SURVEI PASAR
Survei pasar
dilakukan untuk mencari tempat bahan baku yang paling murah dan dapat mensuplai
bahan baku secara berkelanjutan dengan standar kualitas yang penulis inginkan.
B. PEMBELIAN BAHAN BAKU PENUNJANG PRODUKSI
Pembelian bahan
baku silakukan setelah melakukan survei pasar sesuai dengan keperluan yang
penulis butuhkan dengan standar yang terbaik demi kelangsungan proses produksi.
C. PEMBUATAN PRODUK
Tahap ini
penulis mulai melakukan inovasi dan produksi penambahan limbah lele ke dalam
pembuatan cendol untuk kemudian disajikan sebagai es cendol.
D. PERSIAPAN MEDIA PEMASARAN
Mempersiapkan
dan mendesain media pemasaran seperti banner, brosur dan media elektronik.
E. PROMOSI DAN PENJUALAN
Adapun untuk
mempromosikan produk ini kepada masyarakat, penulis awali dengan menyebar
brosur di tempat – tempat keramaian, selain itu penulis juga akan mempromosikan
produk ini melalui media sosial seperti facebook, twitter, Instagram, dan lain
– lain. Kemudian penulis akan melakukan penjualan produk di tempat yang sudah
penulis tentukan sebelumnya setelah melakukan survey terhadap tempat yang
potensial untuk menjual produk “SARANG NDOLLI”.
F. EVALUASI
Evaluasi
kegiatan mencangkup tiga aspek yaitu sitem produksi, produk dan pemasaran. Evaluasi
pada system produksi bertujuan untuk menciptakan sitem produksi yang paling
efektif dan efisien. Evaluasi produk dilakukan untuk menghasilkan produk yang
benar – benar memiliki kualitas dan dan ciri khas. Evaluasi produk dilakukan
setiap kali proses produksi dijalankan. Evaluasi pemasaran ddilakukan untuk
mengetahui tercapai tidaknya target penjualan agar usaha ini sesuai dengan
target yang sudah penulis rencanakan sebelumnya.
Referensi
Imanningsih.
Nelis, profil gelatinisasi beberapa formulasi tepung-tepungan untuk pendugaan
sifat pemasakan, 2012,
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/download/3079/3047 diakses
tanggal 18 september 2014 pukul 19.24
Apriyana. Ika, Pengaruh penambahan tepung kepala ikan lele (clarias sp)
dalam pembuatan cilok terhadap kadar protein dan sifat
organoleptiknya, 2014
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/download/3529/3170
diakses tanggal 18 september pukul 19.36
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestari-ssi-msc/makalah-lele.pdf
diakses tanggal 18 september pukul 20.01